Perihal Cinta Mahasiswa FK


keep-calm-and-date-a-medical-student-16

Sore yang mendung dan kelaparan yang melanda hasil dari awal bulan tapi aroma duit bulanan belum juga tercium, membuat aku memikirkan sebuah pertanyaan yang orang lain pun pasti pernah memikirkannya : Kenapa dokter (pada akhirnya) banyak yang menikah dengan dokter juga?

Oke, mari kita bahas jawabannya dari sudut pandang seorang Astrid Bonita, mahasiswa FK semester 7. Cekidot!

1. Kurang pergaulan

Yups! Banyak mahasiswa FK yang bergaulnya hanya dengan sesama anak FK juga. Bukannya kami sok eksklusif dan tidak mau berteman dengan mahasiswa dari fakultas lain juga lantaran takut terkontaminasi kemudian terinfeksi. BUKAN!! Hanya saja keadaan yang membuat kami (terpaksa) hanya bisa memiliki teman di kampus.

Ruang gerak kami hanya seputar kelas – lab – kantin. Jika dia seorang aktivis di kampus maka ruang geraknya akan bertambah menjadi ruang BEM atau Ruang Lembaga Kemahasiswaan lainnya.

Sibuk kuliah dan sibuk dengan segala macam perihal – perihal di kampus membuat kami tak sempat untuk jalan-jalan di kampus lain, cari teman baru atau cari gebetan baru.

Kalaupun pada suatu event di luar kampus dan kami bisa ketemu orang baru dari kampus lain, percayalah!! Orang itu pasti mahasiswa FK juga dari kampus yang berbeda. Ya, sama saja temannya mahasiswa FK lagi.

Jika ada yang bisa memiliki teman (selain anak FK) pasti dia beruntung! Dia menggunakan social media dan weekend dengan sangat baik dan semaksimal mungkin untuk memperluas pergaulan. Jika dia punya banyak teman di luar FK dan itu bukan gara-gara social media, jika dia punya banyak waktu untuk gaul dan nongkrong disana dan disini, berarti dia sungguh punya kemampuan bersosialisasi tingkat tinggi.

2. Kurang waktu

Kuliah dari jam 8 pagi – 3 sore, pulang kampus sudah capek kemudian langsung tidur, malamnya bangun langsung mandi – makan – belajar atau mengerjakan tugas kemudian tidur lagi. Melakukan siklus itu dari waktu ke waktu. Dari senin sampai jumat. Buat tidur atau buat bersantai sejenak saja kayaknya kadang tidak punya cukup waktu. Buat belajar pun demikian (apalagi kalau belajarnya malam sebelum ujian. Hahahaha ) Itu belum ditambah jika punya kesibukan organisasi.

Sabtu dan minggu kalau tak ada kegiatan di kampus maka 90% anak FK (termasuk aku!) akan menggunakan itu untuk bersantai – santai di atas tempat tidur seharian. Atau jalan-jalan ( Jalan-jalannya kalau masih punya duit lebih), nonton bioskop atau nongkrong di cafe dengan mengajak teman yang dia punya, yang adalah anak FK juga. Maka semakin tak punya waktu sudah untuk mencari – cari pacar dari luar FK.

3. Tidak ada yang mau mendekati

Nah! Kalau di poin 1 itu anak-anak FK biasanya dinilai ekslusif dan memisahkan diri, di poin ini justru sebaliknya – mahasiswa yang bukan FK yang memisahkan diri dari kita. Ini beneran!! Kenapa begitu?

Biasanya karena mereka berpikir mahasiswa FK itu adalah sekumpulan kutu buku yang kalau diajak ngobrol hanya bisa membahas anatomi, fisiologi, diagnosis dan cara mengobati suatu penyakit. Mereka pikir akan sangat membosankan atau akan sangat kikuk berjalan dengan mahasiswa FK yang biasa tampil rapih dengan kemeja , rok/celana kain dan sepatu kayak orang mau kondangan.

Mungkin kami dinilai tidak cukup tau siapa itu SuJu, Girl’s Generation, AKB48 ataupun Fatin Shidqia. Hhhmm…

Aku pernah punya teman baru (bukan mahasiswa FK), setelah cukup banyak berbincang – bincang tiba – tiba dia mengatakan : anak FK ternyata ada yang asik juga yah? Kirain pada serius-serius semua.

Heh! Dia hanya tidak tau saja “seseru” apa mahasiswa-mahasiswa FK itu. Hahahaha *senyam-senyum penuh arti

Intinya seperti ini, kalau untuk berteman saja kita dinilai tidak cukup “memenuhi syarat” jadi teman yang baik yang bisa membangun persahabatan bagai kepompong, maka untuk dijadikan pacar rasanya……. Ah, sudahlah!

4. Mencari yang bisa mengerti

Jika point 1 – 3 sudah bisa teratasi dengan baik dan akhirnya punya pacar (yang bukan anak FK), disini babak baru pun dimulai.

Contoh :

Cewek : sayang, ketemuan yuk. Kangeeennnn.. (dengan suara manja)

Cowok : Maaf ya sayang, aku gak bisa. Aku lagi belajar untuk UTS minggu depan. Nanti aja yah..

Cewek : kamu koq gitu sih ama aku? Gak sayang yah ama aku?

Cowok : bukan gitu sayang. Aku sayang koq. Cuma kan mau UTS, masa depan aku lebih penting!

Cewek : KAMOOH JAHAT! KAMOOH GAK BISA NGERTIIN AKOOOHH! KITA PUTUSSSS!! (nangis)

Well, semacam itu lah…

Sibuk dan kurangnya waktu untuk sama-sama. Apalagi jika beda fakultas, akan agak sulit mencari waktu yang dua-duanya luang untuk bertemu dan melepas rindu.

Masalah lainnya adalah jika dengan semua kepenatan otak menghafal nama setiap struktur anatomi dari ujung kepala hingga ujung kaki, capek fisik dan otak akan membuat kami sangat membutuhkan pendamping yang tidak bikin capek hati juga.

Kami butuh pasangan yang bisa jadi penyemangat saat sudah mulai overdosis membaca slide – slide kuliah. Kami butuh hal lain berupa pengertian dari pasangan tentang apa yang kami butuh dan kami pun akan mencoba untuk mengerti apa yang pasangan butuh #eeaaa

Tapi serius! Jika saat kami masih jadi mahasiswa saja pasangan tidak bisa mengerti semua konsekwensinya, maka akan sangat repot ke depannya. Belum lagi saat menjadi koas, akan jauh lebih sibuk di rumah sakit. Akan lebih sedikit lagi waktu yang kami punya untuk pasangan.

Belum lagi ditambah dengan capek luar biasa membuat kami rentan untuk marah, ngambek dan sejenisnya. Jika pasangan tidak bisa mengerti akan hal itu ujung-ujungnya akan seperti skenario di atas tadi. KITA PUTUUSSS!!

Dengan semua konsekwensi menjadi seorang tenaga kesehatan, membuat kami berpikir untuk mencari pendamping yang juga tau, menerima dan bisa mengerti segala konsekwensi itu. Maka itu jadi salah satu alasan dokter menikah dengan dokter juga. Simpel! Sama-sama sudah tau apa rasanya ada di posisi itu.

Dan karena berada di lingkungan pekerjaan yang sama mungkin akan memudahkan komunikasi dan bertemu sehingga hubungan itu tetap sehat.

5. CINLOK !!

Poin terakhir… Cinta Lokasi !!

Kuliah 3,5 tahun sama-sama yang artinya bertemu hampir setiap hari. koas 2 tahun, sama-sama lagi. Belum lagi kalau sudah jadi dokter dan bekerja di Rumah Sakit yang sama. Bergaul dengan orang – orang itu saja, sama-sama serasa dan sepenanggungan menjadi tenaga medis, suka dan duka dilalui bersama. Ah, sudahlah! Tak usah dijelaskan panjang lebar lagi

Witing tresno jalaran soko kulino!

Jadi, jangan tanya di angkatan-ku sudah berapa banyak pasangan yang jadian, jawabannya BANYAK!

Sekarang sudah tau kan alasan kenapa banyak dokter yang juga menikah dengan dokter?!

5 thoughts on “Perihal Cinta Mahasiswa FK

  1. huwaaa, aku jadi pengen nuliis lagi, blog.ku lama gak keurus, pasti banyak sarang laba2,,haha, kapan2 deh 😀
    baguus mb bonbon layoutnyaa *aqcintalaut

Leave a comment